Blog Archive

Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Gadget

Unknown On 13 November 2013

TEORI HUMAN RELATIONS (TEORI MANAJEMEN) Manajemen SDM dalam Evolusi Teori Manajemen . Ada 3 Model Teori Manajemen , yaitu:  Teori Manajemen Tradisional  Human Relations  Human Resources Management 1. Teori Manajemen Tradisional (Abad XIX) Asumsi:  Manusia dianggap fungsi produksi yang sangat berguna bagi produktifitas.  Manusia dianggap sebagai makhluk yang banyak sifat negatifnya  Uang merupakan alasan utama seseorang bekerja  Karena itu perlu diberi force dan insentif fisik seperti uang, bonus, dll. CARA :  Observasi lapangan: Metode-metode yang dibakukan merupakan cara terbaik dalam melaksanakan tugas, para pekerja dilatih agar mengikuti metode tersebut, kemudian diawasi secara ketat.  Para bawahan tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan kemandiriannya, dan hanya dilatih untuk menjadi loyal saja 2. Model Human Relations ( Abad XX)z  Manusia dianggap makhluk sosial.  Menerima prinsip dasar mengenai spesialisasi tugas, ketertiban, stabilitas dan pengendalian  Mengkritik tajam perlakuan terhadap pekerja semata-mata sebagai mesin.  Manajemen harus membantu orang untuk memenuhi hasrat alamiahnya untuk memiliki, merasa sebagai bagian penting organisasi.  Asumsi: orang ingin diperlakukan sebagai manusia, pengakuan atas hasrat dan kebutuhan pribadinya. CARA:  Mendengar keluhannya  Melibatkan mereka dalam dalam keputusan (kondisi kerja) sehingga moral meningkat  Namun, tekanan pada unsur manusia lebih dikaitkan pada peningkatan produktivitas, efisiensi dan efektivitas.  Jadi sekedar alat (kedok semata untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka. 3. Model Manajemen SDM Asumsi:  Orang mempunyai keinginan untuk diterima, status dan pengakuan.  Orang menginginkan kesempatan untuk mengembangkan seluruh kemampuannya  SDM dianggap mempunyai potensi untuk berkembang dan dikembangkan Peranan manager pada Model Tradisional:  sebagai Controller (pengawas/pengendali/pengatur)  Asumsi: Tujuan organisasi bersifat diketahui dan stabil, sehingga tugas-tugas dapat disusun secara rasional,  Jika manager memerinci tugas dan prosedur secara jelas, menyeleksi dan melatih secara tepat, mengupah secara adil, maka pegawai akan setia dan taat.  manajer berhak melakukan koreksi jika terjadi penyimpangan dari tujuan organisasi. Peranan Manager pada Model Human Relation  Sebagai Controller dan mengakui kebutuhan ego serta kebutuhan sosial manusia  Ia diharapkan mengambil langkah-langkah untuk menjamin kerjasama dan ketaatan para anggota.  menekankan perilaku-perilaku seperti pemberian pujian terhadap kinerja pegawai dan membicarakan hal-hal sehari-hari dengan para anggota karena dipandang sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan pekerja dan menjamin adanya kerjasama. Peranan Manager pada Model MSDM  developer (pengembang) dan fasilitator performansi  Manager bekerjasama dengan atasan, rekan kerja yang setingkat dan bawahan-bawahannya di dalam perumusan tujuan-tujuan dan prosedur-prosedur dari unit kerja masing-masing  Bersamaan dengan itu, kemampuan-kemampuan dari para anggota diasumsikan akan berkembang Rancangan Pekerjaan: Model Tradisional  Terdapat perbedaan yang tegas antara pekerjaan-pekerjaan thinking dan doing.  Manager dan staf pembantunya bertanggung jawab menentukan kewajiban-kewajiban pekerja, prosedur dan metode untuk melaksanakan pekerjaan, memerinci mekanisme kerja, menentukan langkah-langkah yang harus diambil dan aturan-aturan yang harus ditaati/diikuti.  Hal-hal yang tidak termasuk dalam uraian tugasnya harus diserahkan pada pimpinannya. Rancangan Pekerjaan pada Human Relation  Model tradisional masih tetap dipertahankan, tetapi mulai memberi perhatian pada human needs.  Masih ada pemisahan yang tegas antara pekerjaan-pekerjaan yang bersifat thinking dan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat doing.  Manager mulai menaruh perhatian pada human needs dari para anggota unit kerjanya  Para anggota mulai diberi kesempatan ikut terlibat dalam urusan-urusan unit kerjanya  Atasan mulai mengembangkan kelompok kerja yang kompak dan suportif untuk mengurangi friksi-friksi kepribadian yang dapat mengganggu performansi unit kerja.  Manager mulai memperhatikan aktivitas-aktivitas untuk mengurangi kebosanan para anggota, dengan cara rotasi jabatan. Rancangan Pekerjaan pada MSDM  Seorang manager diharapkan dapat mencapai tingkat performansi organisasi yang lebih tinggi dengan cara memanfaatkan seoptimal mungkin segenap kreativitas, kemampuannya menjadi lebih self directing dan self control.  Asumsi: melalui pemanfaatan kemampuan self directing dan self controling , pelibatan anggota dalam pekerjaan-pekerjaan thinking diharapkan para anggota memperoleh kepuasan.  Melalui pelibatan para anggota secara aktif dalam penetapan tujuan dan rencana-rencana kerja, diharapkan tumbuh perasaan ikut memiliki, dan tumbuh sikap konsisten dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan. Nilai-nilai yang Bersaing dalam MSDM Sektor Publik:  Nilai Keadilan Sosial (kesamarataan Sosial)  Nilai Political Responsiveness  Nilai Effisiensi Administratif  Nilai Hak-hak individu 1. Nilai Keadilan Sosial  Pekerjaan-pekerjaan pada organisasi publik merupakan sumber penghasilan. Karena itu pemerintah harus adil.  Nilai keadilan sosial hanya bisa kita peroleh melalui fungsi procurement (fungsi pengadaan). Seringkali karena kita akan menggunakan nilai keadilan sosial, kita terpaksa menerima orang-orang yang under qualities.  Dalam menjalankan fungsi procurement kita harus representativess. Kegiatan-kegiatan yang bisa kita lakukan adalah seleksi, promosi representativeness.  Salah satu kebijakan yang diarahkan untuk mendukung Nilai keadilan Sosial adalah Affirmative Action, suatu aturan pemerintah yang melarang eksklusivisme. 2. Political Responsiveness  Pemerintah diharapkan lebih responsif terhadap masyarakat dan peka terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat.  Disebut political karena berhubungan dengan berbagai interest (kepentingan masyarakat). Ini dihubungkan dengan alokasi (pembagian jabatan). 3. Nilai Efisiensi Administratif Nilai efisiensi administratif adalah perbandingan terbaik antara input dan output.  apakah input diperkecil, output sama  input diperkecil, out put lebih besar  input sama output lebih besar  input diperbesar output besar Hal ini dibicarakan dalam konteks pengembangan Human Resources karena semua training diarahkan agar organisasi itu tidak rugi. 4. Nilai Hak Asasi Individu Yaitu hak-hak sebagai seorang pegawai dalam suatu organisasi. Misal:  apakah pegawai mendapatkan perlakukan yang adil/tidak,  apakah mereka mendapat uang makan atau tidak,  apakah mereka bekerja pada ruang yang terang/gelap,  apakah kotor/bersih,  apakah beban yang diberikan terlalu banyak/sedikit dibandingkan individu lainnya.

oleh 

Source

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments